Jumat, 08 Juni 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

                                RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                                                 (RPP)

 SEKOLAH :
 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
 KELAS : X
 SEMESTER : 1

 A. STANDAR KOMPETENSI : Berbicara ; 2.Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita.

 B. KOMPETENSI DASAR : 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di da¬lam forum resmi dengan intonasi yang tepat

. C. MATERI PEMBELAJARAN : Contoh kalimat untuk memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi • penggunaan sapaan • penggunaan diksi • penggunaan struktur kalimat

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
noindikator pencapaian kompetensinilai budaya dan karakter bangsakewirausahaan/ekonomi kreatif
1mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya sebagai moderator atau pembawa acara) dengan lancar dan intonasi yang tidak monotonbersahabat/komunikatif     kepemimpinan
2menggunakan diksi/pilihan kata yang tepattanggung jawab
3menanggapai kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan oleh teman

4memperbaiki pengucapan kalimat yang kurang sesuai


E. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Siswa dapat:
 • Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator atau pembawa acara resmi atau tidak resmi) dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton
 • Menggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat dan sesuai dengan kondisi.
 • Menanggapi kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan oleh teman
 • Memerbaiki pengucapan kalimat yang kurang sesuai
 F. METODE PEMBELAJARAN :
? Penugasan
? Diskusi
? Tanya Jawab
? Unjuk kerja
 ? Ceramah
 ? Demonstrasi

 G. StrategiPembelajaran
tatap mukaterstrukturmandiri
mengucapkan kalimat perkenalan yang lancar dan intonasi yang tidak monotonmisalnya sebagai moderator atau pembawa acara resmi atau tidak resmisiswa dapat memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
nokegiatan belajar nilai budaya dan karakter bangsa
1
  • kegiatan awal: guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini
bersahabat/komunikatif
2
  • kegiatan inti: eksplorasi     dalam kegiatan eksplorasi:  mengamati moderator atau pembawa acara dalam diskusi atau suatu kegiatan langsung atau tidak langsung (dilakukan di rumah, di kelas, atau di luar kelas) elaborasi:dalam kegiatan elaborasi: berperan sebagai moderator atau pembawa acara untuk memperkenalkan diri sendiri dan pembicara dalam diskusi.  menanggapi kekurangan pada pengucapan kalimat perkenalan yang dilakukan oleh teman. konfirmasi: dalam kegiatan konfirmasi, siswa: menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui
tanggung jawab
3
  • kegiatan akhir:  refleksi.                      guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. penugasan
bersahabat/komunikatif

I. ALOKASI WAKTU : 
4 x 40 menit 
J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN : 
• Buku teks yang terkait
 • Buku pendamping : (1) LKS : Tim. Bahasa Indonesia SMA X. Sukoharjo: Pustaka Firdaus.
 • Buku pendamping: (2) Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
 • Media cetak/ elektronik/CD 
• Tuturan langsung
 K. PENILAIAN : 
Jenis Tagihan: 
? Tugas individu 
? Ulangan Bentuk Instrumen: 
? Uraian bebas 
? Pilihan ganda 
? Jawaban singkat 


Mengetahui, 2011 
Kepala Sekolah                                                                                                 Guru Mata Pelajaran



 NIP.                                                                                                                              NIP.

Jumat, 01 Juni 2012

Wakatobi, Permai di Atas Indah di Bawah

 Hal pertama yang rata-rata diucapkan orang kalau mendengar nama Kabupaten Wakatobi adalah, ”Wah, di manakah itu?” Padahal, kalau kita mencoba mencari dengan mesin pencari Google, langsung terpampang 225.000 tema tentang Wakatobi, baik yang berbahasa Indonesia maupun asing.
Sesungguhnya Wakatobi sudah sangat terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Di sana, terdapat 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia.

Sampai saat ini pun di Pulau Hoga, salah satu pulau kecil di Wakatobi, lembaga Ekspedisi Wallacea masih menempatkan sebuah lembaga riset yang selalu didatangi peminat dari berbagai negara.

 Untuk lingkup Indonesia, Wakatobi adalah nama kabupaten yang terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko. Jadi, Wakatobi adalah singkatan nama dari keempat pulau utamanya. Sebelum 18 Desember 2003, kepulauan ini disebut Kepulauan Tukang Besi dan masih merupakan bagian dari Kabupaten Buton.

Jadi, Wakatobi memang surga untuk penggemar olahraga selam. Sampai saat ini, ada 29 titik penyelaman yang ditawarkan kepada siapa saja yang mau datang ke sana. Mau tahu tempat penyelaman yang spektakuler di sana? Ada, nama titiknya adalah Mari Mabuk. Main-main? Bukan. Nama tempatnya memang itu dan siapa pun yang datang ke titik dekat Pulau Tomia itu pasti akan mabuk karena keindahannya.

Putri Indonesia 2005, Nadine Candrawinata, sudah membuktikan keindahan Mari Mabuk bulan April lalu saat menyelam bersama Bupati Wakatobi Hugua dan beberapa wartawan Ibu Kota.

 Keindahan daratan

Baiklah, sebelum lebih jauh membicarakan Wakatobi, hal terpenting yang harus diutarakan adalah bagaimana mencapai kabupaten itu.

Cara terbaik dan termurah saat ini adalah datang dulu ke ibu kota Sulawesi Tenggara, Kendari. Dari sana, kapal reguler menuju Pulau Wangiwangi berangkat tiap pagi pukul 10 dan akan tiba di tujuan sekitar 10 sampai 12 jam kemudian. Dari Wangiwangi, perjalanan ke pulau-pulau lain bisa ditempuh dengan perahu-perahu sewaan atau perahu reguler yang sederhana, tetapi cukup aman.

Saat ini sebuah bandara sedang disiapkan di Wangiwangi. Kalau bandara ini selesai, diperkirakan pertengahan 2008, untuk mencapai Wangiwangi bisa dilakukan dengan penerbangan dari Bali, Makassar, atau Manado.

Hanya penyelamankah pesona Wakatobi?

Bukan sama sekali. Bisa dikatakan Wakatobi indah di atas dan di bawah sekaligus. Alam di sana masih bersih dan itu bisa dilihat dari beningnya sungai-sungai di sana. Perahu seakan melayang karena air di bawahnya seakan tidak terlihat.

Kesadaran akan kebersihan ini sangat disadari masyarakat setempat. Sampah plastik umumnya dikumpulkan di suatu tempat untuk dijual kepada penadah. Selain membuat pemasukan bagi penduduk, kesadaran ini relatif menjaga kelestarian alam di sana.

Pesona darat Pulau Wangiwangi adalah pada mata air-mata air di celah-celah bukit kapur, juga beberapa benteng dan masjid tua sisa Kerajaan Buton. Adapun Pulau Kalidupa dan Tomia kaya pemandangan pantai serta tarian tradisional.

 Pulau terujung, yaitu Binongko, yang dulu dikenal sebagai Pulau Tukang Besi, memang dipenuhi para pandai besi. Mereka mengerjakan pembuatan aneka alat rumah tangga yang dijual sampai Makassar. Saat mereka menempa besi panas adalah atraksi menarik. Sayangnya, sebagian pandai besi sudah memakai pipa pralon menggantikan bambu sebagai alat peniup api.

Di Pulau Binongko pula penenun tradisional masih memberi pesona fotografis. Tenun yang mereka buat selama sepekan sampai sebulan bisa langsung dibeli dengan harga antara Rp 100.000 sampai Rp 1 juta tergantung mutu.

Alamat Terakhir

luka lama ku ingat dan ku terka

pahitnya hidup yang menemani kala itu

aroma keringat terciumi ketika kau melewatiku

aku di situ membau

kau kumusuhi kala menyuruhku

kudendami dirimu dengan egoku yang sombong

kudiam...

mengapa amarahku, selalu kau balas lewat senyum

semakin kujengkeli dirimui, seolah kau menjengkelku

sekarang kumencari-cari sosok yang tak asing

selalu kurindui dan kuukir kisahnya lewat tulisan

tak kan habis ceritamu...

mengapa orang menunjukkan alamat itu padaku ??

tak ada rumah, hanya semak-semak dan tak ada kau..

kupikir di balik pohon kau bersembunyi

ibu,aku meneteskan air mata....

ketakuan ada karena sore menjelang malam yang gelap

aku membutuhmu..

batu di depanku terukir namamu

di situkah rumahmu ??

Sekeping Harapan Hidup

Lorong rumah hambar tak lagi bersua

biasanya yang lewat ada sapa di balik pintu

lalu tanya menerja, ke mana ia ??

Asap-asap hitam tak lagi menjelajahi langit

seolah air mata peri jatuh dari awseru-seru di kala soran kelabu

kelak ia juga pasti henti...

mata itu tertutup seketika zuhur

berseru-seru di kala sore

Adik kakak menjerit mencari sekeping harapan hidup

mengamuki amukan masa kian menjadi

keluar, masuk di pintu berwarna coklat

yang tak terhitung hari akan roboh

keranda tertutup selimut kembang tak lagi terlihat

rombongan orang membawanya entah ke mana?

kuingin pulang meski kerandanya tak ikut pulang

lorong rumah tak lagi menyala...

Luka Qu...

luka yang engkau lahirkan enggan kering

masih tersisa rasa

hambar

tawar

menyiksa batin tiadatertahan

seolah peluru pahit itu masih menyiksa


adalah dia selalu kau dambai

takut jikalau hati kecilnya teriris luka

dirimu segera memberi penawar

untuk sentum yang belum lama kembali

mengharap ia hadir

ketika luka sembuh dipangkuanmu

tidakakh kau menoleh pada hati ini

yang lama tak kunjung senyum

karena luka yang tak terobati

kuingin

engkau

memberi penyejuk untukku yang sama dengannya

keringkanlah lukaku dengan senyum merahmu

meskipun seutuhnya bukanlah obat

bagiku

kaulah obat segala luka

yang terkadang kau sendiri yang hadirkan luka

di sini

sebatas menunggu

harapan kemarin senja terukir kembali

disaat hadirnya sosokmu

menggenggam erat telapak tangan

sungguh

sakit, jika harapan hanya sebatas harapan....

SQ3R




Ada banyak metode membaca yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Membaca dengan metoda SQ3R terdiri atas lima tahapan proses yaitu :
1.Survey atau meninjau
2.Question atau bertanya
3.Read atau membaca
4.Recite atau menuturkan
5.Review atau mengulang
Lima Tahap Metoda SQ3R
1. SURVEY
Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Baca Judul
Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab
Baca Pendahuluan
Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab
Baca kepala judul/subbab
Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran
Perhatikan grafik, diagram
Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks
Perhatikan alat Bantu baca
Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
2. QUESTION
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.
3. READ
Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.
Ingat, Jangan Membaca di Tempat Tidur !!

4. RECITE
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
5. Review
Review membantu kita untuk meyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.

Demonstrasi SQ3R

Langkah-langkah dalam SQ3R
Langkah 1: S-Survey
Guna mensurvey teks itu, Anda hanya diminta membaca bagian yang diberi bayangan (shaded material). Anda akan mendapatkan bahwa teks itu diawali oleh paragraf pendahuluan yang menjelaskan bahwa "teknik nontes merupakan suatu alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan testi (Inggris : testee) dengan tidak menggunakan alat tes. Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tingkah laku apektif dan psikomotor" dan hanya memiliki tiga heading. Pertama, heading wawancara. Paragraf berikutnya menjelaskan apa itu "wawancara" atau "interview" sebagai isi bagian itu --yakni "salah satu alat penilaian nontes yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan tanya-jawab sepihak". Kedua pengamatan yang sesungguhny merupakan subjudul. Ketiga, skala bertingkat yang diikuti oleh penjelasan kebiasaan penggunaan tes itu. Dengan mengecek bagian yang diberi bayangan, Anda sebenarnya telah membaca bagian yang menjadi inti utama teks sampel. Kini, apa Anda tahu ide umum isi halaman itu?
Langkah 2: Q-Question
Kemudian, buat pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan berkaitan dengan teks itu . Gunakan bagian yang dicetak tebal untuk membangun pertanyaan-pertanayaan. Setelah itu bandingkan pertanyaan-pertanyaan itu dengan pertanyaan-pertanyaanberikut:
1.Teknik nontes bisa digunakan untuk mengetahui apa dalam pengajaran membaca?
2.Apa itu wawancara?
3.Strategi wawancara apa yang bisa digunakan untuk mengevaluasi sikap dan perilaku baca?
4.Apa itu pengamatan?
5.Bagaimana cara melakukan pengamatan yang terstruktur/takterstruktur?
6.Skala bertingkat biasa dipergunakan untuk mengukur apa?
7.Bagaimana cara melakukan pengukuran dengan skala bertingkat?
Langkah 3: R-Read
Sekarang baca teks itu, bagian demi bagian misalnya, sekarang Anda baca bagian pendahuluan teks itu. Coba temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda itu selama membaca. Ingat apa pertanyaan Anda? Ya, pertanyaan Andalah adalah, "Teknik nontes bisa digunakan untuk mengetahui apa dalam pengajaran membaca?" Apakah jawabannya Anda temukan pada bagian pendahuluan teks itu? Jawabannya adalah "Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tingkah laku afektif dan psikomotor." Begitu seterusnya. Berhentilah pada tiap-tiap akhir bagian, dan lanjutkan pada langkah 4. Jika sudi garis bawahilah atau tandailah teks Anda, sebab memberi garis bawah teks sangat membantu menjawab pertanyaan yang Anda buat.
Langkah 4: R-Recite
Setelah selesai pada masing-masing bagian --stop. Cek apakah Anda dapat menemukan jawaban pada bagian itu. Jika tidak, kembali dan usahakan Anda menemukan jawabannya. Kemudian, cek kembali daya ingat Anda. Anda perlu benar-benar dan yakin bahwa langkah-langkah itu Anda lakukan dengan baik pada tiap-tiap bagian.
Langkah 5: R-Review
Jika sudah menyelesaikan seluruh bacaan yang menjadi tugas Anda, kembalilah pada tiap-tiap heading; coba sebutkan kembali pertanyaannya dan kemukakan jawabannya. Lalu, teslah diri Anda! Lanjutkan cara seperti itu, tes daya ingat Anda atau jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada setiap bagiannya, hingga Anda tuntas mereviuw seluruh halaman.
Agar bisa berhasil sekali dalam menggunakan metode SQ3R, Anda jangan sekali-kali melompati setiap langkah yang ada. Sebagaimana bisa Anda lihat, setiap langkah dalam SQ3R bergantung pada satu atau langkah-langkah sebelumnya. Jika Anda meninggalkan satu di antara langkah-langkah itu, Anda akan mengurangi efektivitas metoda itu.
Nah, sekarang Anda sudah bisa menerapkan satu di antara sekian banyak metoda belajar membaca, metode SQ3R. Agar Anda lebih trampil menggunakannya, ikuti Latihan 1 pada bagian berikut. Setelah itu, lakukan Latihan 2
an cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Pengertian Wacana Menurut Beberapa Ahli Bahasa


1.      Kamus Besar Bahasa Indonesia
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa wacana merupakan kelas kata benda (nomina) yang mempunyai arti sebagai berikut :
a)      Ucapan; perkataan; tuturan;
b)      Keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan;
c)      Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang uttuh, seperti novel, buku, atau artikel.
Pada pengertian ketiga tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan apa yang tertuang di dalam Kamus Linguistik susunan Harimurti Kridalaksana. Tampak pada batasan tersebut bahwa keutuhan atau kelengkapan makna di dalam sebuah wacana merupakan syarat penting yang harus dimilikinya. Di samping itu secara tegas dinyatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, wujud konkretnya berupa novel, buku, artikel, dan sebagainya.

2.      Aminuddin
Wacana adalah kesuluruhan unsur-unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi. Wujud konkretnya dapat berupa tuturan lisan maupun teks tulis. Lebih lanjut, ia menyatakan ruang lingkup analisis wacana selain merujuk pada wujud objektif paparan bahasa berupa teks, juga berkaitan dengan dunia acuan, konteks, dan aspek pragmatik yang ada pada penutur maupun penanggap.
3.         Soeseno Kartomihardjo
Soeseno Kartomihardjo menyatakan bahwa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat dan lazim disebut wacana. Unit yang dimaksud dapat berupa paragraf, teks bacaan, undangan, percakapan, cerpen, dan sebagainya. Analisis wacana berusaha mencapai makna yang persis sama atau paling tidak sangat dekat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan atau oleh penulis dalam wacana tulisan. Analisis wacana banyak menggunakan pola sosiolinguistik, suatu cabang ilmu bahasa yang menelaah bahasa di dalam masyarakat.

3.    Michael Stubbs
Stubbs  menyatakan bahwa analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau klausa, dan karenanya mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau teks tulis. Analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, dan khususnya interaksi atau dialog antar penutur.

4.    Harimurti Kridalaksana
Harimurti Kidalaksana mengungkapkan wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dalam hierarki gramatikal. Namun, dalam realisasinya wacana dapat berupa karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, frase, bahkan kata yang membawa amanat lengkap.
5.      Crystal
Menurut Crystal, dalam bidang linguistik, wacana berarti rangkaian sinambung kalimat yang lebih luas daripada kalimat, sedangkan dari sudut psikolinguistik, wacana merupakan suatu proses dinamis pengungkapan dan pemahaman yang mengatur orang dalam interaksi kebahasaan.

6.      Kinneavy
Kinneavy mengungkapkan bahwa wacana adalah teks yang lengkap yang disampaikan baik cara lisan maupun tulisan yang tersusun oleh kalimat yang berkaitan.
7.      Wahab
Wahab mendefinisikan wacana sebagai organisasi bahasa yang lebih luas dari kalimat atau klausa.
8.      Edmonson
Edmonson mengungkapkan bahwa wacana adalah suatu periatiwa terstruktur yang diwujudkan di dalam perilaku linguistik atau yang lainnya.
9.      Longacre
Longacre mengemukakan bahwa wacana merupakan suatu rentetan kalimat yang membentuk suatu pengertian yang serasi, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.
10.      Van Dijk
Van Dijk memandang bahwa wacana merupakan konstruksi teoretis yang abstrak, yang kemudian terlaksana melalui teks.
11.      Bambang  Hartono
Bambang Hartono mendefinisikan wacana sebagai berikut, wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap, tersusun oleh kata, frase, kalimat atau kalimat-kalimat, baik lisan maupun tulis yang membentuk suatu pengertian serasi dan terpadu, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.


12.      Jan Renkema
Renkema  mengemukakan studi wacana adalah disiplin ilmu yang ditekuni untuk mencari hubungan antara bentuk dan fungsi di dalam komunikasi verbal. Studi wacana merupakan disiplin ilmu linguistik yang bertujuan menyelidiki bukan saja hubungan antara bentuk dan makna, melainkan juga keterkaitan antara bentuk dan fungsi bahasa di dalam komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai sarananya.

13.      Abdul Chaer
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau oleh pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Wacana dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya (kohesi dan koherensi). Kekohesian adalah keserasian hhubungan antar unsur yang ada. Wacana yang kohesif bisa menciptakan wacana yang koheren (wacana yang baik dan benar)

14.      B.H.Hoed
Wacana adalah suatu bangun teoritis yang bersifat abstrak. Wacana dikaji sebagai bangun teoritis yang memperlihatkan hubungan antara satu proposisi atau sejumlah proposisi dengan kerangka acuannya yang berupa konteks dan sittuasi. Dalam batasan tersebut, B.H.Hoed membedakan antara wacana yang bersifat abstrak dan termasuk dalam tataran langue dengan teks yang bersifat konkret (merupakan realisasi wacana) dan termasuk dalam tataran parole.

15.      Bambang Yudi Cahyono
Analisis wacana adalah ilmu yang mengkaji organisasi wacana di atas tingkat kalimat atau klausa. Wacana dibentuk dari satuan bahasa di atas klausa atau kalimat, baik lisan seperti percakapan maupun tulis seperti teks-teks tertulis.

16.      Norman Fairclough
Wacana adalah pemakaian bahasa tampak sebagai sebuah bentuk praktek sosial, dan analisis wacana adalah analisis mengenai bagaimana teks bekerja/berfungsi dalam praktek sosia-budaya. Dalam hal ini Fairclough memandang wacana sebagai bentuk praktek sosial yang terungkap melalui pemakaian bahasa. Dengan demikian analisis wacana berusaha menjelaskan bagaimana bahasa (teks) berfungsi mengungkapkan realitas sosial budaya. Aspek-aspek yang dikaji meliputi bentuk, struktur, dan organisasi teks mulai dari tataran yang terendah fonologi (fonem), gramatika (morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat), leksikon (kosakata), sampai dengan tataran yang lebih tinggi seperti sistem pergantian percakapan, struktur argumentasi, dan jenis-jenis aktivitas.


17.  Gillian Brown dan George Yule
Analisis wacana adalah analisis atas bahasa yang digunakan. Analisis wacana bertitik tolak dari segi fungsi bahasa, artinya analisis wacana mengkaji untuk apa bahasa ittu digunakan. Di dalam analisisnya kedua ahli tersebut memfokuskan pada dua fungsi utama : (1) fungsi transaksional, yaitu fungsi bahasa unttuk mengungkapkan isi, dan (2) fungsi interaksional, yaitu fungsi bahasa yang terlibat dalam pengungkapan hubungan-hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi.